Hari/Tanggal : Selasa, 23 April 2024
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Matematika
Alat Peraga : Gambar dan PPT
Good morning my lovely students. How are you this morning?
Pendidikan Pancasila
Elemen CP: Negara Kesatuan Republik Indonesia
Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial budaya di lingkungan sekitar. Peserta didik mampu memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta didik mampu menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI.
Alur Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik memahami Sikap menghargai Negara Kesatuan Republik Indonesia
Materi Pembelajaran
Keutuhan NKRI perlu selalu dijaga dengan perilaku nyata dalam kehidupan. Ada banyak contoh sikap menjaga keutuhan NKRI di lingkungan masyarakat hingga sekolah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap menjaga keutuhan NKRI tersebut termanifetasikan dalam perilaku individu. Contoh perilaku menjaga keutuhan NKRI di lingkungan masyarakat adalah mengutamakan cara musyawarah dalam penyelesaian masalah. Sementara itu, untuk konteks pelajar, salah satu contoh sikap menjaga keutuhan NKRI di lingkungan sekolah ialah menjaga hubungan saling menghormati serta menghargai baik antar-siswa maupun antara siswa dengan guru.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara yang majemuk. Kemajemukan ini terlihat dari berbagai macam sisi. Misalnya suku, bahasa, adat istiadat, hingga agama. Kemajemukan itu bukan berarti warga negara Indonesia harus berpecah-belah, melainkan malah mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Justru dengan aneka ragam perbedaan tersebut, kebudayaan nasional bisa semakin kaya, dan menjadi sarana memperkuat persatuan bangsa Indonesia.
Persatuan dan kesatuan ini pada ujungnya menjadi pondasi kokoh bagi kedaulatan NKRI. Meski potensi sumber konflik cukup besar, bangsa Indonesia telah telah bertahun-tahun membuktikan bahwa kerukunan mampu diwujudkan di NKRI.
Contoh Perilaku Menjaga Keutuhan NKRI di Sekolah dan Masyarakat Perlu tindakan nyata untuk terus memupuk persatuan bangsa Indonesia demi menjaga keutuhan NKRI. Maka itu, perilaku yang menjaga keutuhan NKRI perlu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ruang untuk penerapan sikap menjaga keutuhan NKRI tersebut juga beragam, yakni bisa di lingkungan masyarakat, sekolah, hingga rumah atau keluarga.
Bangsa sebagai Bangsa Indonesia
Alasan utama bangga menjadi bangsa Indonesia adalah karena lahir dan besar di negeri Indonesia. Maka harus mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Modal utama tetap tegaknya NKRI adalah persatuan dan kesatuan di antara bangsa Indonesia. Persatuan sebagai bangsa tidak akan kuat apabila tidak memiliki kebanggaan terhadap NKRI. Bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia terwujud dalam bentuk merasa besar hati atau merasa bahagia atau merasa gagah menjadi bangsa Indonesia.
Keunggulan Indonesia Sudah sewajarnya sebagai warga negara bangga bertanah air Indonesia. Indonesia mendapat julukan zamrud di khatulistiwa karena memiliki berbagai keunggulan.
- Menggunakan Batik serta Pakaian Adat.
- Membentuk Sikap Rajin Belajar.
- 3. Berbicara dengan Menggunakan Bahasa Indonesia.
- Menjunjung Tinggi Nilai dan Kebudayaan.
Berikut Video Pembelajaran :
Matematika
Elemen CP : Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan).
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi kumpulan data mengenai banyaknya benda.
Alur Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mengumpulkan data mengenai banyaknya benda.
Materi Pembelajaran
Statistika Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel
Dalam matematika, ada istilah statistika yang berisi data dan disusun dalam bentuk yang berbeda-beda, salah satunya disajikan dalam bentuk tabel.
Data merupakan kumpulan informasi yang diperoleh dari fakta yang sebenarnya dan bisa berupa angka maupun lambang.
Ada dua cara yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu melalui angket atau kuesioner, dan cara yang kedua adalah melalui wawancara dengan narasumber.
Data di atas adalah contoh hasil ulangan matematika siswa dengan nilai yang berbeda-beda.
Untuk bisa menyajikan data di atas dalam bentuk tabel, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengurutkan data dari yang paling besar ke yang terkecil.
Dari data di atas, diketahui kalau nilai ulangan terendah adalah 40, sedangkan nilah ulangan tertinggi adalah 100.
Ini artinya, nilai yang harus ditulis adalah dari 40 sampai 100 dan sajikan dalam bentuk tabel.
Tabel yang kita buat dapat terdiri dari tiga bagian, yaitu nilai, turus, dan frekuensi.
Pada kolom nilai, tulis nilai yang ada pada data, yaitu 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100.
Sedangkan pada kolom turus diisi dengan garis sejumlah siswa yang mendapatkan nilai itu. Terakhir, kolom frekuensi diisi dengan angka banyaknya jumlah turus tadi.
Saat mengurutkan data, kolom turus sebenarnya hanya sebagai kolom bantuan saja, sehingga saat semua data sudah masuk dalam tabel, kolom turus bisa dihilangkan.
Tabel Frekuensi dan Diagram Titik
Data yang disajikan dapat berupa data tunggal, atau hanya berupa angka dan satu keterangan, tanpa keterangan lain. Misalnya data usia siswa dalam satu kelas.
Dari data tunggal itu, kita bisa menyajikannya dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk tabel frekuensi dan diagram titik.
Tabel frekuensi sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu memasukkan data ke dalam tabel dengan beberapa keterangan.
Contohnya pada data tunggal usia siswa di kelas dengan usia 5, 7, 5, 9, 7, 7, 6, 9, 9, 9, 10, 12, 12, 7.
Berikut Video Pembelajaran :
0 komentar:
Posting Komentar