Hari/Tanggal : Selasa, 31 Oktober 2023
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila
Alat Peraga : Gambar dan PPT
Good morning my lovely students. How are you this morning?
ELEMEN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Pakaian Adat Indonesia Lengkap dari Seluruh Provinsi
Berikut adalah macam macam baju adat atau beragam nama pakaian adat Indonesia beserta asalnya:
- Ulee Balang: Pakaian Adat Aceh
- Bundo Kanduang: Pakaian Adat Sumatera Barat
- Ulos: Pakaian Adat Sumatera Utara
- Aesan Gede: Pakaian Adat Sumatera Selatan
- Teluk Belanga: Pakaian Adat Kepulauan Riau
- Kebaya Laboh dan Kurung Cekak Musang: Pakaian Adat Provinsi Riau
- Baju Kurung: Pakaian Adat Provinsi Jambi
- Paksian: Pakaian Adat Bangka Belitung
- Baju Betabur: Pakaian Adat Provinsi Bengkulu
- Tulang Bawang: Pakaian Adat Provinsi Lampung
- Pangsi: Pakaian Adat Banten
- Kebaya Encim: Pakaian Adat DKI Jakarta
- Kebaya Sunda: Pakaian Adat Jawa Barat
- Kesatrian Ageng: Pakaian Adat Daerah Istimewa Yogyakarta
- Jawi Jangkep: Pakaian Adat Jawa Tengah
- Pesa’an: Pakaian Adat Jawa Timur
- Payas Agung: Pakaian Adat Bali
- Pegon: Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat
- Amarasi: Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur
- King Bibinge dan King Baba: Pakaian Adat Provinsi Kalimantan Barat
- Upak Nyamu: Pakaian Adat Provinsi Kalimantan Tengah
- Ta’a dan Sapei Sapaq: Pakaian Adat Kalimantan Utara
- Bagajah Gamuling Baular Lulut: Pakaian Adat Kalimantan Selatan
- Kustin: Pakaian Adat Kalimantan Timur
- Pattuqduq Towaine: Pakaian Adat Sulawesi Barat
- Nggembe: Pakaian Adat Sulawesi Tengah
- Laku Tepu: Pakaian Adat Sulawesi Utara
- Babu Ngawi: Pakaian Adat Sulawesi Tenggara
- Baju Bodo: Pakaian Adat Sulawesi Selatan
- Biliu dan Makuta: Pakaian Adat Gorontalo
- Cele: Pakaian Adat Maluku
- Manteren Lamo: Pakaian Adat Maluku Utara
- Ewer: Pakaian Adat Papua Barat
- Koteka atau Holim: Pakaian Adat Papua
- Pummi: Pakaian Adat Papua Selatan
- Koteka atau Holim: Pakaian Adat Papua Pegunungan
- Koteka atau Holim: Pakaian Adat Papua Tengah
- Boe, Kuli Bia, Topi Kasuari: Pakaian Adat Papua Barat Daya
Macam-macam rumah adat di Indonesia tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Rumah adat adalah rumah yang dibangun dengan cara yang sama dari generasi kegenerasi dan tanpa atau dikit sekali mengalami perubahan.
Macam-macam rumah adat di Indonesia terdiri atas beraneka ragam ciri khas dari tiap-tiap daerah. Hal ini merupakan kekayaan Indonesia yang tidak ternilai harganya. Keberagaman tersebut membuat macam-macam rumah adat memiliki bentuk yang berbeda.
1. Rumah Gadang
Rumah Gadang adalah rumah adat yang berasal dari Minangkabau di Sumatera Barat. Rumah ini memiliki bentuk atap tumpang tindih khas dan banyak digunakan dalam budaya Minangkabau.
2. Rumah Krong Bade
Rumah Krong Bade merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Aceh.
3. Rumah Bolon
Rumah Bolon merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Sumatera Utara.
4. Rumah Toraja
Rumah Toraja adalah rumah tradisional yang dibangun oleh suku Toraja di Sulawesi Selatan. Rumah ini memiliki bentuk atap yang tinggi dan melengkung ke atas.
5. Rumah Selaso Jatuh Kembar
Rumah Selaso Jatuh Kembar merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Riau.
6. Rumah Belah Bubung
Rumah Belah Bubung merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Riau Kepulauan.
7. Rumah Tongkonan
Tongkonan adalah rumah tradisional suku Toraja yang berada di Sulawesi Selatan yang memiliki bentuk atap melengkung khas. Rumah ini digunakan untuk berbagai keperluan sosial dan upacara adat.
8. Rumah Batak
Rumah tradisional suku Batak di Sumatera Utara memiliki atap tinggi dan bentuk yang khas. Rumah ini sering digunakan dalam upacara adat.
9. Rumah Bubungan Lima
Rumah Bubungan Lima merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Bengkulu.
10. Rumah Panggung Kajang Leko
Rumah Panggung Kajang Leko merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Jambi.
11. Rumah Suku Dayak
Suku Dayak di Kalimantan memiliki berbagai jenis rumah adat, seperti rumah panjang (rumah betang) dan rumah panggung (rumah lanting). Rumah ini sering digunakan dalam budaya Dayak.
12. Rumah Limas
Rumah Limas adalah rumah adat dari Provinsi Sumatera Selatan. Rumah ini berbentuk rumah panggung, untuk tempat tinggal para bangasawan. Rumah Limas berjenjang lima dengan bermakna Lima Emas, yaitu keagungan, rukun dan damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian makmur dan sejahtera.
13. Rumah Rakit Limas
Rumah Rakit Limas merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Bangka Belitung.
14. Rumah Nowou Sesat
Rumah Nowou Sesat merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Lampung.
15. Rumah Badui
Rumah Badui merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Banten.
16. Rumah Kasepuhan
Rumah Kasepuhan merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Jawa Barat.
17. Rumah Tradisional Nias
Pulau Nias memiliki rumah tradisional yang terkenal dengan konstruksi tangguhnya. Rumah ini sering digunakan untuk pertemuan adat dan upacara keagamaan.
18. Rumah Lopo
Rumah Lopo adalah rumah tradisional suku Sumba di Nusa Tenggara Timur tepatnya di pulau Sumba. Rumah ini memiliki bentuk atap khas dan sering digunakan dalam upacara adat.
19. Rumah Kebaya
Rumah Kebaya merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi DKI Jakarta.
20. Rumah Joglo
Rumah Joglo adalah rumah tradisional Jawa dengan atap tumpang tindih dan struktur kayu yang indah. Rumah adat ini adalah simbol budaya Jawa tepatnya Jawa Tengah.
21. Rumah Joglo Situbondo
Rumah Joglo Situbondo merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Jawa Timur.
22. Rumah Tanean Lanjhan
Rumah Tanean Lanjhan merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Madura.
23. Rumah Gapura Candi Bentar
Rumah Gapura Candi Bentar merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Bali.
24. Rumah Dalam Loka
Rumah Dalam Loka merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat.
25. Rumah Musalaki
Rumah Musalaki merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Nusa Tenggara Timur.
26. Rumah Panjang
Rumah Panjang merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Kalimatan Barat.
27. Rumah Betang
Rumah Betang merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Kalimantan Tengah.
28. Rumah Lamin
Rumah Lamin merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Kalimantan Timur.
29. Rumah Bubungan Tinggi
Rumah Bubungan Tinggi merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Kalimantan Selatan.
30. Rumah Baloy
Rumah Baloy merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Kalimantan Utara.
31. Rumah Pewaris
Rumah Pewaris merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Sulawesi Utara
32. Rumah Tambi
Rumah Tambi merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Sulawesi Tengah.
33. Rumah Dulohupa
Rumah Dulohupa merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Gorontalo.
34. Rumah Baileo
Rumah Baileo merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Maluku.
35. Rumah Sasadu
Rumah Sasadu merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Maluku Utara
36. Rumah Honai
Rumah Honai merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Papua.
37. Rumah Buton
Rumah Buton merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Provinsi Sulawesi Tenggara.
38. Rumah Bangsal Kencono
Rumah Bangsal Kencono merupakan salah satu macam-macam rumah adat dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
Agar bisa menentukan sebuah ide pokok dengan mudah, seseorang perlu memahami ciri-ciri ide pokok terlebih dahulu.
Berikut ini ciri-ciri ide pokok yang perlu dipahami:
1. Keberadaan Ide Pokok Tidak Berbelit
Ciri-ciri ide pokok paragraf yang pertama adalah kelimatnya yang tidak berbelit-belit dan mudah ditemukan. Artinya, makna yang terkandung dalam sebuah ide pokok tidak boleh terlalu sempit dan tidak boleh terlalu luas agar pembaca bisa menangkapnya dengan mudah.
2. Ide Pokok harus Dinyatakan Secara Jelas
Ciri selanjutnya dari sebuah ide pokok adalah harus dinyatakan secara jelas. Ide pokok yang terletak dalam paragraf harus dinyatakan secara jelas, baik dari segi letak maupun inti yang ingin disampaikan agar mudah diidentifikasi oleh pembaca.
3. Bersifat Umum
Ciri ide pokok berikutnya adalah bersifat umum dan bukan khusus. Ide pokok dalam sebuah paragraf mengandung hal bersifat umum yang nantinya akan dijabarkan secara spesifik pada kalimat-kalimat selanjutnya.
4. Memiliki Kalimat Pendukung
Ciri selanjutnya dari ide pokok yaitu memiliki kalimat pendukung. Ide pokok yang terdapat dalam sebuah paragraf tidak dapat berdiri sendiri, karena itu diperlukan kalimat pendukung yang menjelaskan ide pokok tersebut.
Cara Menentukan Ide Pokok
Setelah memahami ciri-ciri ide pokok, selanjutnya perlu diketahui juga cara menentukan ide pokok. Meskipun ide pokok mempunyai ciri-ciri tertentu, tetap dibutuhkan ketelitian dalam menentukannya.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menentukan ide pokok:
- Baca judul dan keseluruhan isi paragraf secara cepat dan teliti. Perhatikan judul dan bacaan, kemudian tentukan rumusan gagasan utama
- Cermati kalimat dari awal sampai akhir, lalu baca dengan teliti setiap informasi yang ada untuk memudahkan dalam menentukan ide pokok
- Baca kalimat demi kalimat, hingga akhirnya menemukan ide pokok dalam paragraf. Perhatikan dengan seksama karena ide pokok bisa terletak di mana saja
- Perhatikan ide pokok berupa pernyataan umum yang cakupannya luas, sementara gagasan pendukung lebih sempit cakupannya dan berupa pernyataan khusus
- Buat catatan untuk gagasan utama yang terdapat di setiap paragraf untuk memudahkan memahami paragraf secara runtut dan logis
Contoh Ide Pokok dalam Paragraf
Setelah memahami ciri-ciri dan cara menentukan ide pokok, perlu juga diketahui contoh ide pokok dan cara menentukannya. Contoh ide pokok bisa menjadi bahan pembelajaran agar seseorang lebih mudah menemukan ide pokok dalam sebuah paragraf.
Berikut ini beberapa contoh ide pokok dan penjelasan mengenai cara menentukannya:
Contoh 1:
Pohon memberikan berbagai manfaat bagi manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Pohon bermanfaat sebagai sumber makanan, obat maupun bahan industri. Salah satu peranan pohon yang paling penting bagi manusia dan segala makhluk hidup adalah pohon merupakan penghasil udara segar yang ada di dunia.
Ide pokok dari paragraf di atas adalah manfaat pohon bagi kesehatan makhluk hidup.
Berdasarkan paragraf yang ada di atas, kita dapat melihat, kalimat pertama merupakan kalimat utama dari paragraf tersebut, dan kalimat yang lain berguna menjadi kalimat penjelas dari kalimat utama yang ada.
Seperti yang dapat kita lihat dari kalimat "Pohon bermanfaat sebagai sumber makanan, obat maupun bahan industri" yang mengindikasikan pohon memberikan berbagai manfaat.
Contoh 2:
Orang yang akan pensiun tidak perlu stres. Pensiun berarti tidak bekerja, tetapi mendapat gaji. Dengan tidak berdinas lagi berarti mereka tidak memiliki beban pikiran terhadap pekerjaan dan banyak waktu luang untuk bersantai. Kalau waktu luang itu bisa dioptimalkan dengan berbagai kegiatan yang positif dan produktif, tentu orang tidak akan terkena stres.
Pada paragraf di atas, ide pokok paragraf adalah pada kalimat pertama, yaitu "Tidak perlu stres saat menghadapi pensiun."
Mengapa demikian? Apabila dianalisis pada kalimat-kalimat lain, fungsi mereka hanya sebagai penjelas dari kalimat utama (kalimat pertama).
Misalnya, pada kalimat "dengan tidak berdinas lagi berarti mereka tidak memiliki beban pikiran terhadap pekerjaan dan banyak waktu luang untuk bersantai." Kalimat ini mengacu kepada kalimat utama. Tugas dari kalimat ini adalah memberikan "alasan" dari "mengapa orang yang pensiun tidak perlu stres."
Contoh 3:
Bencana banjir lumpur akibat jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang Selatan menimbulkan berbagai macam penyakit. Beberapa penyakit yang akan timbul sesudah bencana adalah diare, tifus, leptospirosis dan demam berdarah. Masalah kesehatan pada korban dan masyarakat di sekitar lokasi lokasi bencana harus segera diantisipasi. Beberapa penyakit itu muncul karena lingkungan kotor dan sumber air bersih yang tercemar lumpur.
Pada paragraf ini, ide pokok paragraf adalah "Bencana banjir menimbulkan berbagai penyakit."
Mengapa demikian? Alasannya karena pada kalimat lain dalam paragraf ini hanya "menjelaskan" penyakit-penyakitnya. Pada kalimat dua, misalnya. Kalimat tersebut berisi contoh dari penyakit yang ditimbulkan. Di sisi lain, kalimat terakhir menjelaskan penyebab dari munculnya penyakit tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar