Senin, 11 November 2024

Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia

 


Hari/Tanggal        : Senin, 11 November 2024

Mata Pelajaran     : Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia

Alat Peraga           : Gambar dan PPT

Metode Pembelajaran : Diskusi 




Tabik Pun 🙏 

Good morning my lovely students. How are you this morning?

Hopely you are healthy and happiness. 😍

Haii anak-anak bu guru yang solih soliha, alhamdulillah hari ini kita berjumpa kembali untuk melaksanakan aktivitas dan pembelajaran di kelas dengan penuh semangat... 
Yuk kita melanjutkan pembelajaran hari ini dengan materi pendidikan Pancasilan tentang Keberagaman di lingkungan rumah dan Bahasa Indonesia Memahami wawancara dan langkah-langkah wawancara. 
Yuk kita mulai aktivitas kembali 💪

Pendidikan Pancasila

Elemen CP: Bhinneka Tunggal Ika

Peserta didik mampu menjelaskan identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, minat, dan perilakunya. Peserta didik mampu mengenali dan menyebutkan identitas diri (fisik dan non-fisik) orang di lingkungan sekitarnya. Peserta didik mampu menghargai perbedaan karakteristik baik fisik (contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (contoh : miskin, kaya, dll) orang di lingkungan sekitar. Peserta didik mampu menghargai kebinekaan suku bangsa, sosial budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Tujuan Pembelajaran : 

Peserta didik mampu menjelaskan identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, minat, dan perilakunya.

Alur Tujuan Pembelajaran : 

Peserta didik menjelaskan identitas diri sesuai budaya, minat, dan perilakunya.

Materi Pembelajaran 

Perbedaan adalah keistimewaan dan ciri khas dari setiap manusi.Untuk mengenalkan perbedaan ini peserta didik diharapkan memahami bahwa setiap individu memiliki perbedaan identitas diri dan latar belakang ,memiliki perbedaan hoby ataukebiasaan dalam kehidupan sehari hari, memiliki perbedan Bahasa memiliki perbedaan suku dan yang paling utama adalah perbedaan fisik yang mungkin dipengaruhi oleh ras bangsa Indonesia.Karena perbedaan bukanlah permasalahan melainkan sebuah keistimewaan yang dimiliki masing masing individu.

Kemampuan menerima terhadap keberagaman sudah disepakati oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala dengan suatu prinsip atau semboyan Bhineka Tunggal ika .Semboyan Bhineka tunggal ini merupakan gagasan yang mutakhir karena sangat sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia. Semboyan tersebut bukan hanya sebatas slogan dan kata kata Mutiara belaka,melainkan melalui semboyan tersebut kalian dapat menjadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari sehari,semboyan ini menekankan pada persatuan dan kesatuan bangsa.

Saat kalian ingin memperkenalkan temanmu kepada orang lain kalian harus dapat menyebutkan identitas nya. Identitas tersebut dapat berupa fisik dan non fisik. Identitas diri secara fisik dapat dilihat dari ciri ciri fisik tubuhnya, identitas diri secara nonfisik misalnya suku, cita cita, hoby dan kesukaan.

Keberagaman yang diajarkan pada anak-anak mencakup berbagai aspek, dari perbedaan agama, budaya, warna kulit, hingga kemampuan fisik dan pilihan profesi. Penting bagi orang tua untuk menjadi agen perubahan positif dalam memberikan pemahaman terhadap realitas masyarakat yang beragam.

Contoh Keberagaman di Rumah

1. Keberagaman dalam Agama

Memberikan pemahaman tentang keberagaman agama pada anak-anak melibatkan pengenalan terhadap berbagai keyakinan dan praktik keagamaan. Anak-anak perlu diajarkan untuk menghargai perbedaan keyakinan dan menjalin toleransi terhadap sesama.

2. Keberagaman dalam Budaya

Penting untuk mendidik anak-anak tentang keberagaman budaya, termasuk tradisi, adat istiadat, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Ini membantu membentuk pemahaman mereka terhadap keragaman budaya yang ada di sekitar mereka.

3. Keberagaman dalam Warna Kulit dan Bentuk Tubuh

Menekankan bahwa keberagaman warna kulit dan bentuk tubuh adalah sesuatu yang wajar dan indah, membantu anak-anak untuk menerima dan menghargai perbedaan fisik yang dimiliki setiap individu

4. Keberagaman dalam Bahasa dan Tradisi Keluarga

Mengajarkan anak-anak tentang keberagaman dalam bahasa dan tradisi keluarga membuka pikiran mereka terhadap cara berkomunikasi yang berbeda dan nilai-nilai yang dihormati oleh keluarga lain.

5. Keberagaman dalam Jenis Kelamin

Penting untuk mengajarkan anak-anak bahwa setiap jenis kelamin memiliki peran dan kontribusi yang penting dalam masyarakat. Hal ini membantu mereka untuk menghargai dan menghormati hak-hak serta potensi dari setiap individu tanpa memandang jenis kelamin.

6. Keberagaman dalam Kemampuan Fisik

Mendidik anak-anak tentang keberagaman dalam kemampuan fisik mengajarkan mereka untuk menghargai keunikan setiap individu, termasuk mereka yang mungkin memiliki kebutuhan khusus.

7. Keberagaman dalam Profesi

Memberikan gambaran tentang berbagai profesi yang ada di masyarakat membuka wawasan anak-anak terhadap pilihan karier yang beragam.

Sikap Menghargai Keberagaman

Perbedaan adalah keistimewaan yang dimilik setiap manusia. Setiap orang memiliki perbedaan dan ciri ciri. Keberagaman dan ciri ciri yang di miliki teman menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak keragaman. Perbedaan adalah karunia tuhan yang harus di sykuri. Agar kerukunan hidup tercipta, setiap orang juga harus dapat menrima perbedaan tersebut.

Indonesia adalah negara yang memiliki kebudayaan yang beragam. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan, harus menghomati dan menghargai keberagaman budaya. Di Indonesia, ada sekitar 1.331 kelompok suku yang tersebar di selunuh wilayah. Setap suku tersebut memiliki kebiasaan dan tradisi yang berbeda-beda. Walau begitu mereka tetap bagian dari negara Indonesia.

Perhatikan video berikut ini:





ELEMEN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN :
B.INDONESIA : Menulis
Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam. Peserta didik terampil menulis tegak bersambung.

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1.Peserta didik mampu memahami wawancara dan langkah-langkah dalam wawancara

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) :
1. Peserta didik memahami langkah-langkah wawancara dan melakukan wawancara dengan teman sekelas. 

Materi Bahasa Indonesia

Wawancara adalah percakapan dua orang atau lebih yang berlangsung antara narasumber dan pewawancara dengan tujuan mengumpulkan data-data berupa informasi. Oleh karena itu, teknik wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data, misalnya untuk penelitian tertentu.

Merujuk dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.

Kegiatan wawancara dapat dilakukan untuk berbagai tujuan dan oleh siapa saja, seperti jurnalis, pencari kerja, peneliti, dan sebagainya.

Tujuan dan Fungsi Wawancara

 tujuan wawancara adalah sebagai berikut:

  1. Memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
  2. Memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau orang tertentu.
  3. Melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.

Merujuk pada tujuan-tujuan tersebut, maka dapat diartikan fungsi wawancara adalah guna mendapat informasi maupun data secara akurat, mendalam, objektif, sekaligus menjadi pelengkap informasi awal pewawancara. Selain itu, wawancara juga memungkinkan munculnya perspektif baru dari topik yang diangkat.

Jenis Wawancara

Secara umum, berdasarkan cara pelaksanaannya, wawancara terbagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Wawancara Terstruktur

Jenis pertama dari wawancara adalah wawancara terstruktur atau terpimpin, di mana semua pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan sudah dipersiapkan secara rinci dan lengkap.

2. Wawancara Tidak Terstruktur

Sesuai namanya, wawancara tidak terstruktur adalah kebalikan dari wawancara terstruktur, di mana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka. Jenis ini juga biasa disebut wawancara bebas sebab pewawancara dapat menanyakan apa saja kepada narasumber.

Akan tetapi, yang perlu dijadikan catatan adalah pertanyaan-pertanyaan tersebut tetap relevan dengan kebutuhan data agar wawancara masih bisa terkendali.

3. Wawancara Bebas Terpimpin

Jenis terakhir dari wawancara adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu gabungan dari kedua jenis wawancara sebelumnya, di mana pewawancara tetap menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan namun secara garis besarnya saja.

Bentuk Wawancara

Selain terbagi menjadi beberapa jenis, wawancara juga memiliki berbagai bentuk. Lebih jelasnya, bentuk-bentuk wawancara adalah sebagai berikut:

1. Wawancara Formal

Pertama, ada bentuk wawancara formal yaitu wawancara yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara formal atau sistematis untuk mendapat data tertentu. Contoh bentuk wawancara ini adalah wawancara penelitian.

2. Wawancara Rutin

Bentuk selanjutnya adalah wawancara rutin, yaitu wawancara yang dilakukan secara rutin ditujukan untuk mendukung kelancaran kegiatan atau operasional bisnis atau perusahaan, misalnya evaluasi bulanan kinerja karyawan.

3. Wawancara Konferensi Pers

Wawancara konferensi pers adalah ketika para jurnalis diundang oleh pihak-pihak tertentu untuk meliput informasi atau data tertentu agar dimuat dan disebarluaskan, misalnya ada perusahaan yang meluncurkan produk baru, melakukan kerja sama dengan pihak lain, menyelenggarakan acara amal, dan lain-lain.

4. Wawancara Akses Pers

Hampir sama dengan bentuk wawancara konferensi pers, tetapi untuk wawancara akses pers ini lingkupnya lebih kecil lagi, seperti hasil dilakukannya pertemuan, negosiasi, dan lain-lain.

5. Wawancara Roundtable

Wawancara roundtable adalah salah satu bentuk wawancara yang cukup kompleks di mana pewawancara harus menyusun strategi dan skenarionya dulu supaya proses wawancara dapat berjalan lancar.

Tips Wawancara

Agar dalam pelaksanaannya berjalan lancar dan sesuai keinginan, ada beberapa tips wawancara yang perlu diperhatikan.

  1. Mulailah dengan informasi fakta dan mengajukan pertanyaan mudah.
  2. Pastikan Anda sudah mengetahui informasi dasar mengenai narasumber, seperti identitasnya secara umum.
  3. Hindarilah mengajukan pertanyaan bersifat pribadi dan berupa pilihan.
  4. Jangan terlalu kaku dan tunjukkan sikap bersahabat agar narasumber nyaman dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik serta terbuka.
  5. Hindari sikap seakan menggurui, bersikaplah netral dan adaptif.

Berikut Video Pembelajaran : 


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Risky Melina Sari Template by Ipietoon Cute Blog Design