Senin, 02 September 2024

Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia

 


Hari/Tanggal        : Senin, 2 September 2024

Mata Pelajaran     : Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia

Alat Peraga           : Gambar dan PPT




Tabik Pun 🙏 

Good morning my lovely students. How are you this morning?

Hopely you are healthy and happiness. 😍

ELEMEN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Pendidikan Pancasila
Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila serta menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik. Peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

 TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Peserta didik dapat memiliki akhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) :
1. Peserta didik memiliki akhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

MATEI Pendidikan Pancasila

1. Sejarah perumusan Pancasila

1.      2. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 

PPKI adalah organisasi pada masa awal-awal kemerdekaan republik Indonesia. Organisasi ini dibentuk setelah BPUPKI resmi dibubarkan oleh pemerintah Jepang. Tujuan dari pembentukan PPKI adalah untuk melanjutkan dan menjalankan tugas-tugas dari BPUPKI.

Dalam bahasa Jepang, PPKI disebut “Dokuritsu Junbi Inkai” dibentuk pada 7 Agustus 1945, setelah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) dibubarkan. Sejarah terbentuknya PPKI BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945, karena dianggap telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Badan ini sukses menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk menjadi dasar hukum negara yang merdeka. Hal itu tak lain adalah Undang-Undang Dasar.

Di hari yang sama, Jepang mengumumkan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Untuk mencapai tujuan pembentukan PPKI, pada 8 Agustus 1945, tiga orang tokoh, yakni Ir. Soekarno, Mohammad Hatta dan Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat menemui Jenderal Besar Terauchi Saiko Shikikan di Saigon.

Dalam pertemuan tersebut, Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua PPKI, dan Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, PPKI melibatkan sejumlah anggota yang berasal dari tokoh nasional tiap daerah.

Adapun tokoh tersebut ialah 12 orang dari Jawa, 3 dari Sumatera, 2 dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 dari Nusa Tenggara, 1 dari Maluku, serta 1 orang dari golongan Tionghoa.

Tujuan pembentukan PPKI

Berikut beberapa tujuan pembentukan PPKI:

1.        Meresmikan bagian pembukaan dan batang tubuh UUD 1945

2.        Melanjutkan hasil kerja BPUPKI, yakni mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pemerintah pendudukan militer Jepang kepada bangsa Indonesia. Selain dua hal tersebut, tujuan pembentukan PPKI juga berkaitan dengan persiapan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. Dalam mencapai tujuan PPKI, ada beberapa golongan muda yang menginginkan kemerdekaan Indonesia dipercepat, dan diproklamasikan tanpa persetujuan militer Jepang.

Peran PPKI Pada 14 Agustus 1945,

Jepang menyerahkan kepada Sekutu. Inggris diberi tugas oleh Sekutu untuk menjaga wilayah Asia, termasuk Indonesia. Namun saat itu, Inggris belum sampai ke daratan nusantara. Akibat kekalahan Jepang dan bangsa Inggris yang tak kunjung datang, Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan atau vacuum of power. Kesempatan ini diambil PPKI dan pejuang kemerdekaan lainnya. Meski sebelumnya terjadi perdebatan antara golongan tua dan muda, akhirnya pada 17 Agustus 1945, Soekarno memutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Tugas PPKI

Setelah berhasil membawa kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, PPKI tetap melanjutkan tugasnya, yakni merancang hal-hal yang harus dilakukan oleh negara yang baru saja merdeka. Salah satunya, ideologi atau dasar negara. Oleh karena itu, sehari setelah kemerdekaan, tepatnya pada 18 Agustus 1945, PPKI melaksanakan sidang yang menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:

1.    Menetapkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2.    Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta

3.    Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)

4.    Pancasila diakui sebagai dasar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Berikut Video Pembelajaran : 




Memahami arti Musyawarah dalama Mufakat

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musyawarah adalah pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah. Mufakat artinya kesepakatan untuk melaksanakan hasil musyawarah.

Sehingga, musyawarah mufakat adalah perundingan bersama untuk memecahkan masalah, sehingga tercapai keputusan bulat yang akan dilaksanakan bersama.

Nilai-nilai pengambilan keputusan 
Berikut nilai-nilai musyawarah mufakat dalam pengambilan keputusan bersama, yaitu:  
1. Kebersamaan 
Pengambilan keputusan harus dilakukan secara bersama-sama duduk dalam suatu tempat dengan tujuan yang sama demi kebaikan bersama.
Walaupun setiap peserta rapat berasal dari latar belakang yang berbeda namun harus tetap mendahulukan kepentingan umum dan mengesampingkan kepentingan pribadi.  
2. Kebebasan 
Mengemukakan pendapat bebas artinya tidak mendapat paksaan dari orang lain, semua peserta rapat boleh mengutarakan pendapatnya. Pendapat yang diberikan harus logis dan masuk di akal, tidak menimbulkan perpecahan, sesuai dengan norma, dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
3. Menghargai pendapat orang lain  
Setiap peserta rapat haruslah mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain tanpa menyela orang yang sedang mengemukakan pendapat. Bila tidak setuju dengan pendapat yang dikemukakan peserta lain, boleh menanggapinya tetapi dengan cara yang sopan agar tidak menimbulkan permasalahan 
4. Jiwa besar serta lapang dada  
Melaksanakan hasil keputusan dengan rasa penuh tanggung jawab. Artinya seluruh peserta rapat diberi hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya. Mereka diberikan kebebasan untuk mengungkapkan ide atau gagasan.

Ciri-ciri dan prinsip musyawarah mufakat  
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ciri-ciri musyawarah untuk mufakat antara lain sebagai berikut: 
1. Sesuai dengan kepentingan bersama. 
2. Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan tidak memberatkan.  
3. Dalam musyawarah, pertimbangan moral lebih diutamakan dan bersumber dari hati nurani yang jujur.
4. Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani.

Dalam pelaksanaan musyawarah untuk mencapai mufakat kita harus berpedoman pada prinsip-prinsip dan aturan musyawarah, yaitu: 
1. Musyawarah dilandasi dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur. 
2. Musyawarah dilandasi semangat kegotongroyongan dan kekeluargaan.  
3. Mengutamakan kepentingan umum. Menghargai pendapat orang lain. 
4. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa. 
5. Melaksanakan keputusan bersama dengan dilandasi iktikad baik dan penuh rasa tanggung jawab.



ELEMEN : Bahasa Indonesia 
CAPAIAN PEMBELAJARAN : Membaca dan Memirsa

Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau  elektronik. Peserta didik mampu membaca kata- kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah  dikenalinya dengan fasih. Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif. Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.

TUJUAN PEMBELAJARAN : 
1. Melalui kegiatan membaca nyaring, peserta didik dapat mengucapkan kata-kata yang panjang dengan benar.

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) :
1. Peserta didik membaca dan mengucapkan kata-kata yang panjang (tiga suku kata atau lebih) menggunakan pengetahuannya terhadap kombinasi huruf.

MATERI 

SUMATIF 1 BAHASA INDONESIA

 

1.         Kalimat transitif adalah kalimat yang...

a. Tidak memiliki kata kerja

b. Membutuhkan objek untuk melengkapi makna

c. Selalu menggunakan kata kerja "menjadi"

d. Hanya terdiri dari satu kata

2.     Manakah contoh kalimat transitif berikut?

a. Burung berkicau

b. Ani membaca buku

c. Hari ini hujan

d. Anak itu menangis

3.     Kata yang menjadi objek dalam kalimat "Ibu memasak nasi" adalah...

a. Ibu

b. Memasak

c. Nasi

d. Tidak ada

4.     Kalimat intransitif adalah kalimat yang...

a. Selalu menggunakan kata kerja "ada"

b. Tidak membutuhkan objek

c. Hanya terdiri dari dua kata

d. Selalu menggunakan kata kerja "menjadi"

5.     Manakah contoh kalimat intransitif berikut?

a. Andi membeli pensil

b. Kucing itu tidur

c. Bunda membuat kue

d. Ayah memperbaiki sepeda

6. Perbedaan utama antara kalimat transitif dan intransitif terletak pada...

a. Kata kerja yang digunakan

b. Jumlah kata dalam kalimat

c. Adanya objek atau tidak

d. Waktu kejadian

7. Kata "kaki" dalam kalimat berikut memiliki arti... "Ibu sedang memijat kaki yang pegal." Adalah …

a. Bagian tubuh manusia

b. Bagian dari meja

c. Bagian dari gunung 

d. Bagian dari alat

  1. Arti kata "badan" yang tepat dalam kalimat "Badan pesawat terbuat dari besi yang kuat" adalah...

a. Tubuh manusia

b. Bagian utama suatu benda

c. Kelompok orang

d. Anggota kelompok

  1. Kata "kuning" memiliki arti yang berbeda dalam kalimat berikut. Manakah yang bermakna 'penyakit'?

a. Bunga itu berwarna kuning.

b. Dia terkena penyakit kuning.

c. Ayam itu berbulu kuning

d. Matahari berwarna kuning

10. Awalan me- pada kata “melihat” memiliki arti …

a.    Membuat

b.    Menggunakan

c.     Melakukan dengan indra penglihatan

d.    Memberi cahaya


11. Kalimat yang menggunakan kata berawalan me- dengan tepat adalah …

a.    Ani makan apel

b.    Budi tidur siang

c.     Cici menulis surat

d.    Anton bermain bola

Isian

1. Kalimat yang terdiri atas tiga unsur wajib, yaitu subjek, predikat, dan objek disebut ... 

2. Kalimat yang hanya memiliki dua unsur wajib, yaitu subjek dan predikat disebut ….

3. Dalam kalimat “Adik bermain bola “, kata BOLA berfungsi sebagai unsur …

4. Buatlah kalimat dengan awalan Me + Baca menjadi MEMBACA adalah …

5. Buatlah kalimat dari kata berikut ini dengan unsur SPOK!

a.         Matahari = …..

b. Sepatu = …….


REFLEKSI / KESIMPULAN PEMBELAJARAN : 
Berdasarkan hasil pembelajaran pada hari dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta didik sudah mampu dan menyelesaikan sumatif materi BAB 1 dengan materi kalimat Transitif dan Intrasitif, namun masih ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut dilihat dari hasil sumatifnya. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru menjelaskan ulang atau melakukan tanya jawab seputar materi yang sudah dipelajari dan melakukan refleksi pembelajaran. Sehingga peserta didik akan lebih paham dan mudah memahami materi dengan baik.  

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Risky Melina Sari Template by Ipietoon Cute Blog Design